Langsung ke konten utama

Pertemuan Ketujuh, Memanfaatkan Yang Gratis-tis-tis Demi Kemajuan

Inovasi kebanyakan terlahir dari suatu permasalahan. Jarang sekali yang terbit dari sebuah kesadaran. Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabnya simpel saja, karena secara insting, setiap persoalan yang muncul menggairahkan "otot-otot" berpikir manusia untuk memerah otaknya sehingga menghasilkan sebuah solusi.

Apakah setelah sebuah solusi hadir, persoalan tersebut akan mengelupas dan menghilang? Belum tentu. Kenapa demikian? Sebab bisa jadi solusi tersebut masih "mengawang" atau membutuhkan infrastruktur yang sulit terwujud.

Makanya dalam proses untuk menemukan sebuah solusi, dibutuhkan pemikiran yang mengandung keinsyafan-kontekstual. Dengan kandungan tersebut, diharapkan apa yang dihasilkan, dapat segera dieksekusi. Dan tentunya tepat sasaran.

Hal ini pun seirama dalam konteks pembelajaran. Bahwa persoalan di dalam setiap kegiatan belajar mengajar, juga harus dimuati keinsyafan-kontekstual. Agar apa yang ditempuh nanti mengeluarkan produk yang gampang dicerna.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin hari, semakin memudahkan. Tentunya harus ditangkap sebagai peluang untuk menciptakan progresifitas dalam inovasi. Apalagi teknologi itu juga mudah dipungut. Sehingga meringankan para pendidik untuk mengaplikasikannya dalam ruang kelas yang mereka ampu.

Salah "dua-contoh" yang terbaik dalan hal ini adalah blogger.com dan youtube.com. Dua tautan ini, dapat dikatakan sebagai tool yang dapat melesatkan kemampuan berkomunikasi. Baik itu di ranah tulisan maupun lisan. Dengan memiliki kemampuan yang mumpuni di kedua ranah tersebut, proses transformasi akan berjalan secara cepat dan tepat.

Dan yang terpenting situs-aplikasi itu, sampai detik ini masih gratis-tis-tis. Dengan melihat uraian di atas, mengapa kita tidak bersegera untuk memanfaatkan sebaik-baiknya dan seluas-luasnya. Sehingga menjadi sarana yang mampu memajukan pendidikan kita.

Sumber gambar: zeroplus.com

Komentar

  1. Kedua ilmu ini saling keterkaitan dan bagimana cara menggunakannya saja ,yutube juga banyak orang saling membuat konten .karena royaltie .Sedangkan bloger. Juga seperti itu ,akan tetapi bloger bisa menulis dan vidio sangat bagus juga untuk mengajar atau seminar ,yah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Opening Ceremony yang Serak-serak Basah

Alhamdulillah, opening ceremony   atawa  upacara pembukaan Kelas Inovasi PGRI Gelombang 1, yang digelar malam ini berjalan sukses. Meskipun Om Jay tidak dapat hadir dan di awal-awal suara audionya grak-grek. Seserak suara saya, yang tiga hari ini dilanda radang tenggorokan. Bikin tidur malam tak nyaman. Dibuat makan juga tak enak, sebab lidah pun berkoalisi menciptakan rasa pahit.  Namun kepahitan ini tidak terjadi pada saat opening  itu. Hanya saja, sekali lagi saya, yang kurang konsen. Karena berpikir terlampau keras agar mulut ini tidak mengeluarkan suara uhuk-uhuk. Jadi mungkin saat mempresentasikan maupun menjawab pertanyaan dari peserta, kurang jelas.  Untungnya bapak dan ibu peserta yang hadir cerdas-cerdas. Wat-wet, sat-set,  responsif terhadap apa yang terjadi. Sehingga tidak terjadi pembicaraan yang ngelantur kesana-kesini-kesitu-kemari, apalagi sampai mengarah ke bullying  pun tidak ada.  Jadi pembukaan ini menjadi berkah ki...

Materi 4 Maret 2022

Bagi bapak dan ibu peserta Kelas Inovasi PGRI Gelombang 1, untuk materi pertemuan pertama, tanggal 4 Maret 2022 ini, dapat mengklik tautan di bawah ini untuk mengunduhnya: Materi Pertemuan 4 Maret 2022 Sedangkan untuk melihat kegiatan webinarnya ada di tautan berikut:  Video Pertemuan 4 Maret 2022

Pertemuan Keenam Mempopulerkan Inovasi dengan Nama Sendiri

Hari-hari ini gempuran " singkatan" begitu gencar. Apalagi banyak layanan yang berasal dari pemerintah pun ikut-ikutan. Jadi mau tak mau setiap saat kita dicekoki oleh "singkatan". Baik itu yang tertera di media massa, media sosial, maupun di spanduk-spanduk di sepanjang jalan yang kita lewati.  Hal ini juga mengimbas pada penemuan atau kita sebut inovasi, di bidang pendidikan. Banyak inovasi yang menggunakan "singkatan". Baik karena alasan untuk lebih mempermudah mengingat sampai untuk memberi kesan luar biasa.  Meskipun begitu belum banyak yang menggunakan " nama penciptanya" sebagai pemendekan dari penemuan tersebut. Padahal ini jika dipakai, paling tidak mengesankan bahwa karya penemuan tadi tidak bermula dari sebuah plagiasi. Di samping itu, juga sebagai branding  dari sang penemunya. Dan hal ini telah ditempuh oleh Bu Emi Sudarwati. Kali ini dalam webinar Kelas Inovasi PGRI Gelombang 1, tanggal 8 April 2022, beliau memaparkan in...