Kita sebagai guru sering "berkhayal" tentang betapa enaknya, betapa nikmatnya mempunyai murid yang nurut-nurut juga pandai. Selain itu juga "melamunkan" memiliki kepsek yang santun, sarpras yang bagus, dan lingkungan yang mendukung. Tetapi khayalan dan lamunan itu dapatkah terwujud?
Dapat saja terwujud, asalkan dijalankan dengan kerja keras dan ketekunan. Tapi lagi-lagi dasarnya tukang berkhayal dan melamun, itu semua hanyalah mimpi. Sebab tahu sendiri kan, yang namanya tukang berkhayal dan melamun, iya hanya berhenti di angan-angan. Dan tidak sungguh-sungguh membumikan dalam kenyataan.
Padahal kalau mau apapun bisa terjadi. Kesulitan dan keterbatasan bukanlah alasan untuk dijadikan pedoman hidup. Malahan hal itu memunculkan banyak solusi dan motivasi. Dan ini ada buktinya. Bagaimana seorang guru yang mengajar di wilayah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) membidani banyak penemuan di bidang pengajaran. Dan akhirnya hal itu melahirkan banyak penghargaan.
Beliau tak lain adalah Bapak Edi Arham. Seorang guru sekolah dasar yang berasal dari Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dan pada pertemuan ketiga di Kelas Inovasi PGRI Gelombang 1 ini, membagikan pengalamannya dalam mengembangkan inovasi pembelajaran serta bagaimana mempublikasikannya.
Sumber gambar: kseuinjkt.or.id
Iya,p Ajun sy sangat bangga dan ambil pelajaran dari p Edi Arham ,pantas dan mang sudah seharusnya p Edi mendapat apa yang sekarang di dapatkan ,emang delemanya ,siswa yang sebelum covid 19 masih kurang dalam proses belajar ini ,apalagi sekarang tambah parah dan sangat menghawatirkan orang tua dan guru .bagus jaman serba janggi namun cara menggunakannya yang kurang tepat dan tidak sesuai atau tidak tepat yang dia cari di google atau di hp ,malah guru guru yang betul belajar dan berjuang untuk semua bidang ,yang nanti akan di trasfer ke siswa atau guru belajar lagi ,kalau mau akan tetapi banyak juga teman yang masih muda belum bangkit , he he๐
BalasHapus